Pages

Kamis, 13 Oktober 2011

Kuliah Di Malaysia


Melanjutkan sekolah ke Malaysia, ternyata jadi trend juga ya. Menurut data yang dipaparkan oleh antara.co.id, imigrasi Malaysia mencatat lebih dari 8000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Malaysia dari jenjang D3 sampai S3. Sebagian dibiayai beasiswa dan sebagian lagi berbiaya sendiri. Perkiraan saya sih, kebanyakan biaya sendiri.
Kenapa koq orang Indonesia banyak yang rela mengeluarkan biaya sendiri untuk sekolah di Malaysia? Apakah mutu pendidikan di Malaysia jauh lebih baik daripada di Indonesia? Atau ada sebab-sebab yang lain? Berikut ini sedikit bahasan pribadi mengenai perbandingan pendidikan tinggi di Indonesia dan Malaysia.
Seperti biasa, perguruan tinggi milik negara akan lebih baik daripada perguruan tinggi swasta. Selain karena PTN sudah lebih dulu ada, biasanya orang yang bisa masuk ke PTN memang lebih terpilih. Apalagi PTN yang masuk jajaran 200 besar dunia yang ada di Malaysia seperti Universiti Malaya, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Universiti Sains Malaysia.
Jangan berharap bisa masuk PTN (IPTA) tersebut dengan mudah, karena warga negara Malaysia saja susah bisa masuk ke sana. Kalau melihat berita-berita tentang orang yang masuk PTN, kayaknya di Malaysia sini siapa masuk PT apa dan jurusan apa, ada yang ditentukan oleh pemerintah. Aplikasi permohonan supaya bisa diterima PTN, disatukan dalam di kementrian pendidikan tingginya. However, ini hanya duga-duga saja ya. Soalnya pernah baca di koran kalau ada lulusan sekolah menengah sini yang mengeluh mendapat jatah PTN yang jauh dari tempat tinggalnya dan jurusannya pun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Agak beda dengan Indonesia yang menerapkan sistem seperti SPMB.
Karena itu, banyak siswa yang punya pilihan jurusan tertentu lebih memilih masuk PTS (IPTS) seperti Universiti Teknologi PETRONAS, Curtin, Taylor, UCSI, dan lain sebagainya. Orang asing yang mau masuk S1 (undergraduate) pun nampaknya hanya bisa di IPTS ini. Ada sih yang masih menerima orang Indonesia di program undergraduatenya, tapi sudah sangat jarang. Misalnya ada di USM dan UUM (Universiti Utara Malaysia). Bahkan katanya jatah penerimaan mahasiswa asing dari Indonesia sudah dikurangi.
Kalau ngga dapat beasiswa, biaya pendidikan di sini mungkin masih terjangkau oleh orang-orang tingkat menengah ke atas Indonesia. Percaya deh, orang kaya di Indonesia masih banyak. Bahkan lebih banyak daripada orang kaya di Malaysia. Karena itu ngga heran, banyak yang bersekolah di Malaysia sini dan tinggal di apartemen-apartemen yang cukup mahal.
Biaya sekolah undergraduate (S1) bervariasi antara 8juta sampai 60 juta per semesternya. Biasanya yang berkaitan dengan kedokteran akan jauh lebih mahal di bandingkan yang lainnya. Uang masuknya sendiri berkisar 2juta rupiah. Itu biasanya sudah termasuk biaya hostel alias asrama. Kalau dibandingkan biaya kuliah di PTS Indonesia, terutama yang berkelas macam Trisakti atau Unpar, mungkin sebanding ya.
Ga seperti di Indonesia, di sini sangat biasa kalau mahasiswa tinggal di dalam asrama dari tingkat awal sampai akhir. Setting kampus yang jauh dari perumahan, memang lebih mudah dan murah kalau tinggal dalam kampus apalagi kalau yang bujangan. Kelemahannya, interaksi dengan lingkungan mungkin jadi kurang. Kalau di Indonesia, biasanya mahasiswa juga aktif di kegiatan lingkungan seperti di Masjid atau RT, di sini agak jarang. Sayang juga sih, mahasiswa Indonesia yang sekolah di sini. Potensi kekurangan sentuhan jiwa sosial, cukup besar.
Biaya hidup bisa dibandingkan sama deh antara kota di Indonesia dengan Malaysia. Sekali makan berkisar Rp. 2500 sampai Rp. 20rb yang sudah dengan minumannya. Hampir sama kan dengan Indonesia?
Bagi orang dari pulau Sumatra, Kalimantan, atau Sulawesi mungkin pilihan sekolah di Malaysia jadi lebih murah dibandingkan dengan menyekolahkan anaknya ke Jakarta atau kota besar di Pulau Jawa. Waktu tempuh yang singkat juga membuat sekolah di sini jadi menarik. Bisa agak sering pulang dengan biaya yang murah. Airasia banyak lho frekuensi penerbangannya ke kota-kota di Sumatra. Dibandingkan dengan sekolah di Jawa, mungkin lebih murah ongkos perjalanannya.
Beasiswa untuk S1 juga banyak diberikan oleh beberapa IPTS, misalnya dari PETRONAS, CIMB Niaga, dan pemerintah Malaysia sendiri melalui MTCP. Kalau beruntung, ya bisa gratisan deh sekolah di sini bahkan dapat uang saku yang lumayan. Bisa dipakai pulang ke Indonesia kalau sedang liburan.
Soal mutu, sekolah di Indonesia ga kalah koq. Meskipun hampir ga ada PT di Indonesia masuk jajaran 200 besar di dunia, tapi ya wajar dengan dana terbatas. Di sini tertolong dana yang agak besar untuk publikasi di konferensi internasional dan ikut kegiatan-kegiatan kompetisi tingkat dunia. Kalau dilihat kualitas tanpa publikasi, saya menjagokan PTN Indonesia lebih baik daripada Malaysia. Jadi, gimana? Mau sekolah di sini? Sekolah di Indonesia aja deh. He he he.

 

2 komentar:

  1. assalamualaikum, kami dari PT Padma membuka peluang untuk anda kuliah di negeri Malaysia, kami merupakan agensi pendidikan yg berhubungan langsung dengan UniKL,APU,MMU,UUM,IIUM. untuk informasi lebih lanjut telp 022-4230450 atau 0821 8899 1900 atau email kami di padmastudi@gmail.com/ www.padma-edu.com cp(Tina,Yudo,Donny,Akmal)

    BalasHapus
  2. Halo Semua,

    Kepada siapa2 yang ingin kuliah di Malaysia, harus punya surat keterangan lulus dan IELTS (minimum score 5.5) untuk jurusan non-science sudah bisa ke Malaysia loh.

    gak percaya? salah satu Universitas di Malaysia yang responsif adalah di link ini www.msu.edu.my (MSU Malaysia) - Universitas Swasta

    Bisa direct contact dengan academic counselornya. Saya salah satu mahasiswa di sana.

    BalasHapus